tag:blogger.com,1999:blog-85591123194669598892024-02-19T22:10:23.537-08:00bangunanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17150981967737715369noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-8559112319466959889.post-82554892990535746492012-06-15T01:57:00.000-07:002012-06-15T01:57:22.140-07:00r.a.b<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_wC8_9aR_6uE/S6NWDuG4-VI/AAAAAAAACZ4/Wx4pfbq0jEI/s1600-h/Smart+truss.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_wC8_9aR_6uE/S6NWDuG4-VI/AAAAAAAACZ4/Wx4pfbq0jEI/s320/Smart+truss.jpg" /></a></div>
<br />
Dalam penyusunan anggaran biaya suatu rancangan bangunan biasanya dilakukan 2 (dua) tahapan yaitu :<br />
<ul style="text-align: justify;">
<li>Estimasi Biaya Kasar, yaitu penaksiran biaya secara global dan menyeluruh yang dilakukan sebelum rancangan bangunan dibuat.</li>
<li>Perhitungan Anggaran Biaya, yaitu penghitungan biaya secara detail dan terinci dsesuai dengan perencanaan yang ada.</li>
</ul>
<span style="color: orange;">Tahapan Estimasi Biaya</span><br />
<div style="text-align: justify;">
Penaksiran anggaran biaya yang
dilakukan adalah melakukan proses perhitungan volume bangunan yang akan
dibuat, harga satuan standar dari tipe bangunan dan kualitas finishing
bangunan yang akan dikerjakan.<br />
Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya rancangan bangunan, maka
jumlah biaya yang diperoleh adalah taksiran kasar biaya bukan biaya
sebenarnya atau actual, sebagai contoh:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Jenis
bangunan dengan standar bangunan kelas A, maka harga satuan standarnya
adalah @ Rp 1.500.000,-/m2, Luas bangunan 100 m2, maka asumsi biaya yang
dibuat adalah : luas bangunan dikalikan dengan harga satuan standar,
yaitu: 100 x @Rp 1.500.000,-/m2 = Rp 150.000.000,-</li>
</ul>
<span style="color: orange;">Tahapan Perhitungan Anggaran Biaya</span><br />
<div style="text-align: justify;">
Perhitungan anggaran terperinci
dilakukan dengan cara menghitung volume dan harga-harga dari seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan, agar nilai bangunan dapat
dipertanggung jawabkan secara benar dan optimal. Cara penghitungan yang
benar adalah dengan menyusun semua komponen pekerjaan mulai dari
tahapan awal pembangunan (Pekerjaan persiapan) sampai dengan tahapan
penyelesaian pekerjaan (Pekerjaan Finishing), contoh:</div>
<ol style="color: orange; text-align: justify;">
<li>Pekerjaan Persiapan terdiri dari: pembersihan lahan, cut and fill, pagar pengaman, mobilisasi dan demobilisasi.</li>
<li>Pekerjaan Sipil, terdiri dari pondasi, sloof, kolom, dinding dan rangka penutup atap.</li>
<li>Pekerjaan finishing, terdiri dari lantai, dinding, plafond dan penutup atap.</li>
<li>Pekerjaan Instalasi Mekanikal, Elektrikan dan Plumbing, terdiri dari
jaringan listrik, telepon, tata suara, tata udara, air bersih dan air
kotor.</li>
<li>Pekerjan luar/halaman, terdiri dari perkerasan jalan, jalan setapak, pagar halaman dan taman.</li>
</ol>
Cara penghitungan setiap item pekerjaan tersebut di atas biasanya
dibuat berdasarkan jenis material dan komponen pekerjaan, misal:<br />
<ol style="color: #6fa8dc; text-align: justify;">
<li>Komponen beton,
cara penghitungannya dilakukan dengan membuat perhitungan volume secara
satuan isi (m3), dikalikan dengan harga satuan per m3 yang disusun
berdasarkan analisa penggunaan material per m3 @ Rp m3)</li>
<li>Komponen material lantai, dinding dan plafond dilakukan dengan
menghitung luasan area yang ada (m2) dikalikan dengan harga satuan per
m2 yang disusun berdasarkan analisa penggunaan bahan per m2 ( @ Rp/m2)</li>
<li>Komponen material pekerjaan finishing seperti tali air, talang air,
jaringan pipa dan pengkabelan dilakukan dengan menghitung panjang bahan
yang dipakai (m1) dikalikan dengan harga satuan material perm1 (@ Rp/m1)</li>
<li>Komponen material besar seperti daun pintu, jendela dan peralatan
dilakukan dengan menghitung jumlah material yang dipakai (unit)
dikalikan dengan harga satuan material per-unitnya (@ Rp/unit), bisa
juga dengan perhitungan volume secara detail, yaitu : kusen (m3), daun
pintu (m2), kaca (m2), daun jendela (m2), perlengkapan lainnya (bh).
termasuk finishing.</li>
<li>Komponen material yang sulit dihitung tetapi harus dikerjaan
dilakukan dengan menentukan status lumpsum (ls), artinya untuk pekerjaan
itu nilai besaran ditentukan berdasarkan cakupan pekerjaan harus
dikerjakan sesuai dengan yang dikekendaki oleh perancang, biasanya
komponen ini tidak ada harga satuannya tetapi langsung menyebutkan nilai
total dari komponen pekerjaan tersebut.</li>
<li>Usahakanlah untuk menghitung secara detail karena akan lebih akurat dan cenderung hemat. </li>
</ol>
<span style="color: red;">Penghitungan anggaran biaya pada umumnya dibuat berdasarkan 5 hal pokok, yaitu:</span><br />
<ol style="color: #6aa84f; text-align: justify;">
<li>Taksiran biaya
bahan-bahan. Harga bahan-bahan yang dipakai biasanya harga bahan-bahan
di tempat pekerjaan, jadi sudah termasuk biaya transportasi atau
angkutan, biaya bongkar muat. </li>
<li>Taksiran biaya pekerja. Biaya pekerja sangat dipengaruhi oleh:
panjangnya jam kerja, keadaan tempat pekerjaan, ketrampilan dan keahlian
pekerja yang bersangkutan terutama dalam hal upah pekerja.</li>
<li>Taksiran biaya peralatan. Biaya peralatan yang diperlukan untuk
suatu jenis konstruksi haruslah termasuk didalamnya biaya pembuatan
bangunan-bangunan sementara (bedeng), mesin-mesin, dan alat-alat tangan
(tools).</li>
<li>Taksiran biaya tak terduga atau overhead cost. Biaya tak terduga
biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: biaya tak terduga umum dan
biaya tak terduga proyek.</li>
<li>Taksiran keuntungan atau profit. Biaya keuntungan untuk pemborong
atau kontraktor dinyatakan dengan prosentase dari jumlah biaya total
yang berkisar antara 8-15%.</li>
</ol>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17150981967737715369noreply@blogger.com0